SINJAI, TARGET TUNTAS.ID,–Melalui Dinas Perikanan, pemerintah Kabupaten Sinjai mengumumkan sebuah program inovatif untuk menangani masalah sampah plastik yang dihasilkan dari praktik budidaya rumput laut, di Sinjai, (18/9/2024).Dikenal sebagai inisiatif kolaboratif, program ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, akibat penggunaan bahan-bahan yang mereka nilai tidak ramah lingkungan.
Kolaborasi ini melibatkan Asia Livelihood Network Japan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, LSM Macca, dan SMK Negeri 4 Sinjai. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret terhadap masalah pencemaran plastik, terutama dari penggunaan botol bekas yang selama ini digunakan sebagai pelampung.
Transformasi Pelampung
Salah satu langkah utama dalam program ini adalah penggantian pelampung plastik dengan pelampung berbahan kayu. Pelampung kayu dianggap lebih ekonomis, ringan, dan ramah lingkungan. Dalam wawancaranya, Kepala Dinas Perikanan Sinjai, Syamsul Alam, menyatakan keprihatinannya terhadap potensi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan. “Bayangkan, dalam setahun sebanyak 2,5 ton botol plastik terbuang ke laut,” ujarnya.
Program ini akan dimulai dengan uji coba di Kecamatan Pulau Sembilan, dimana pemerintah akan memberikan edukasi dan dukungan kepada kelompok pembudidaya. Melalui pelatihan dan pendampingan, para pembudidaya diharapkan dapat beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat bagi mereka tetapi juga bagi ekosistem laut secara keseluruhan.
Lingkungan dan Ekonomi
Dengan mengurangi penggunaan plastik, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir. Pelampung dari kayu tidak hanya akan mengurangi pencemaran, tetapi juga meningkatkan daya saing produk rumput laut yang dihasilkan, menjadikannya lebih bersih dan ramah lingkungan.
“Ini sudah dikomunikasikan ke pihak-pihak terkait, seperti UPTD KPH Tangka dan DLHK. Kami akan identifikasi kayu yang cocok yang tidak membebani para pembudidaya,” jelas Syamsul.
Harapan Pj.Bupati Sinjai
Program ini bukan hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga berpotensi menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi pencemaran plastik dari aktivitas budidaya. Dengan langkah ini, Sinjai bisa menjadi pionir dalam praktik budidaya yang lebih berkelanjutan, selaras dengan upaya global untuk mengurangi limbah plastik.
Pj. Bupati Sinjai, TR Fahsul Falah, yang dihubungi melalui sambungan telepon, mengungkapkan harapannya terhadap program ini. Ia menilai bahwa inisiatif ini dapat mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. “Saya berharap kegiatan ini membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Dengan upaya ini, kata TR, Pemerintah Sinjai menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan harapan baru bagi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. “Program ini diharapkan tidak hanya akan mengurangi pencemaran di laut, tetapi juga melindungi perkembangan satwa laut dan mengurangi sampah bioplastik,”katanya.
Dia menambahkan, langkah ini mencerminkan keinginan kolektif untuk mengatasi masalah lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir, sekaligus menyiapkan fondasi bagi praktik budidaya yang lebih bertanggung jawab di masa depan,”tuturnya.***