JAKARTA, TARGET TUNTAS.ID,– Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi penggerak swadaya masyarakat (PSM), yang berperan sebagai ujung tombak dalam pemberdayaan masyarakat desa.
Dengan jumlah PSM yang mencapai 3.089 pada awal 2024 dan lebih dari 75.000 desa di Indonesia, setiap PSM bertanggung jawab untuk mendampingi sekitar 27 desa yang masing-masing memiliki karakteristik dan permasalahan unik. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi PSM menjadi suatu keharusan.
Upaya peningkatan kompetensi dilakukan melalui Pelatihan Pegawai ASN Kemendes PDTT yang berkolaborasi dengan PSM SAKTI (Solid, Adaptif, Kolaboratif, Terdepan, dan Inovatif) dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).
Kepala Pusat Pelatihan Pegawai ASN Kemendes PDTT, Mulyadin Malik, menyatakan bahwa BUM Desa merupakan instrumen penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi. Menurut data Kemendes PDTT, saat ini terdapat 53.570 BUM Desa dan 5.690 BUM Desa Bersama (BUM Desma), total mencapai 59.260 BUM Desa di seluruh Indonesia.
Hingga akhir 2023, sebanyak 10.866 pemerintah desa telah menanamkan modal ke BUM Desa senilai total Rp1,16 triliun, dengan rata-rata Rp44,23 juta per desa. Penanaman modal ini berkontribusi pada Pendapatan Asli Desa (PADes) yang mencapai Rp162,99 miliar, atau rata-rata Rp14,97 juta per desa.
Selama tahun 2023, BUM Desa mencatatkan omzet sebesar Rp2,87 triliun, sementara BUM Desma memperoleh omzet sebesar Rp215,47 miliar.
Mulyadin menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk mewujudkan PSM SAKTI dalam pengelolaan BUM Desa. Salah satu langkah yang diambil adalah pembentukan Tim Nasional Terpadu Pengembangan Kompetensi JF PSM, yang merupakan kolaborasi antara Kemendes PDTT dan berbagai kementerian serta lembaga lainnya. Tim ini akan merumuskan rencana aksi untuk mengembangkan kompetensi PSM dalam pemberdayaan ekonomi desa.
“Penyusunan standar kompetensi JF PSM di bidang pelatihan BUM Desa akan meningkatkan efektivitas pemberdayaan masyarakat melalui kurikulum dan modul yang tepat,” ungkap Mulyadin.
Seminar panel yang diadakan di Kawasan Sentul, Bogor, pada 25 September 2024 ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk Agus Sudrajat dari LAN RI, Anak Agung Ngurah Ugrasena, dan Sunaji Zamroni dari Atmawidya Alterasi Indonesia. Diskusi yang dimoderatori oleh Hasman Maani ini menyimpulkan bahwa pembangunan desa harus berakar pada kekuatan lokal masyarakat, dengan PSM dan pendamping desa berperan penting dalam menggerakkan potensi tersebut.