ACEH, TARGET TUNTAS.ID,–Belum lama ini, di sebuah desa kecil di Blang Nisam, Aceh Timur, sebuah peristiwa yang mengejutkan masyarakat setempat. Khairul Muzakir, seorang suami dan ayah, kini terjerat dalam kasus pengrusakan yang menyisakan luka emosional tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi keluarganya.
Awal dari kisah ini bermula ketika istri Khairul, Linda, jatuh sakit. Dalam keadaan panik, Khairul berlari menuju rumah tetangga, Umi Kasum, yang saat itu tidak berada di rumah. Keputusan yang diambilnya, berujung pada tindakan yang tidak dapat diputar kembali: ia memecahkan kaca jendela rumah Umi.
Kakak ipar Khairul, Misniarwati, yang akrab disapa Cut, mengisahkan momen krisis itu. “Dia hanya panik. Tidak ada niat untuk mengancam siapapun,” katanya dengan suara bergetar. Penjelasan ini tampak mengharukan, mencerminkan cinta dan solidaritas dalam keluarga yang sedang berjuang menghadapi stigma dan ketidakadilan.
Kepada Target Tuntas melalui Tim 1 Tulisan (Jurnalis-red), Linda, istri Khairul, menceritakan rasa sakit yang dirasakannya melihat suaminya dihadapkan pada tuduhan yang jauh lebih berat dari kesalahannya. “Suami saya sudah salah, itu diakui. Namun, adanya pihak-pihak menyebutnya melakukan pengancaman pembunuhan adalah sebuah beban yang tidak adil, karena itu tidak dilakukannya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca hingga air matanya rintik – rintik, pada hari Selasa (15/10/2024), di Aceh.
Dia juga menjelaskan bahwa kasus ini telah bergulir di meja hijau, Pengadilan Negeri (PN) Idi, dalam persidangan terbaru. Terdakwa membantah tuduhan tersebut.
“Pada persidangan pelaku Khairul Muzakir juga telah membantah, bahwa tidak pernah melakukan pengancaman pembunuhan terhadap umi kasum,”jelasnya.
Keluarga ini telah berulang kali mencoba meraih perdamaian dengan Umi Kasum. Mereka berharap agar korban mau memberikan maaf, tetapi usaha mereka selalu menemui jalan buntu. “Kami hanya ingin menyelesaikan ini secara baik-baik,” ungkap Misniarwati.
Dalam setiap detik perjalanan mereka, terbayang harapan akan keadilan yang sebenar-benarnya. Linda menambahkan, “Kami ingin hidup tenang, tanpa bayang-bayang dari masalah ini. Kami dan mereka adalah keluarga, dan kami ingin tetap bersama menjalin hubungan dengan baik,”ujarnya.

Masih dalam Situasi di Blang Nisam mencerminkan kompleksitas kehidupan masyarakat yang seringkali dihadapkan pada masalah yang lebih besar daripada sekadar kesalahan individu. Dari informasi yang diceritakan oleh pihak Cut, dalam upaya mereka untuk mencari keadilan dan kedamaian, harapan keluarga Khairul menjadi pengingat akan pentingnya pengertian dan empati dalam menyelesaikan konflik.

Nomor perkara : 140/Pid.B/2024/PN Idi.
Di tengah kesedihan Masyarakat, ada cahaya kecil dan harapan bahwa semua ini bisa berakhir dengan damai, membawa kembali senyuman dan ketenangan ke dalam hubungan antar masyarakat yang majemuk. Disinilah sebenarnya peranan semua pihak terkait sangat dibutuhkan oleh Masyarakat. ****