POLMAN TARGET TUNTAS.ID, –
Ditengah terik matahari yang menyengat, puluhan mahasiswa dari PK PMII IAI DDI Polman berkumpul di depan kantor Bupati Polewali Mandar untuk menyampaikan tuntutan mereka. Dengan semangat membara, mereka membawa spanduk berisi beberapa poin tuntutan, termasuk pelestarian lingkungan, penanganan defisit anggaran, sanksi bagi oknum PPPK yang terjerat pelanggaran kode etik, serta transparansi dalam pengadaan baju gastip yang diwanti merugikan masyarakat.
Sejak pagi, para mahasiswa melangsungkan orasi yang penuh energi, mengekspresikan keprihatinan terhadap kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. “Kami adalah suara rakyat! Kami ingin Pj Bupati, Muhammad Ilham Burahima mendengarkan keluhan kami!” teriak salah satu mahasiswa, Ahmad, menegaskan semangat perjuangan mereka. “Kami merasa terpinggirkan, dan sudah saatnya suara kami didengar.”
Sementara itu, petugas keamanan tetap waspada, menjaga agar aksi tersebut tetap dalam batas ketertiban. Beberapa mahasiswa, seperti Siti, berusaha melakukan dialog dengan perwakilan PJ Bupati. “Kami berharap bisa menjalin komunikasi yang konstruktif, namun respons yang kami terima sangat minim,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Aksi ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap nasib daerah. Dengan harapan mendorong perubahan, mereka menuntut agar PJ Bupati lebih responsif terhadap kepentingan masyarakat. Suasana semakin tegang seiring berjalannya waktu, dan mereka mendesak agar PJ Bupati segera muncul untuk memberikan jawaban atas tuntutan tersebut. “Kami tidak akan mundur sebelum tuntutan kami terpenuhi,” tegas Rizki, seorang mahasiswa lainnya.
Dalam pernyataan resmi, mahasiswa menyatakan bahwa selama masa jabatannya, PJ Bupati dinilai tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada, malah menambah masalah baru. Masalah sampah yang belum teratasi, defisit anggaran yang mengkhawatirkan, serta kebijakan terhadap P3K yang terjerat kasus pelanggaran kode etik menjadi sorotan utama. “Kami tidak hanya meminta jawaban, tapi juga tindakan nyata dari PJ Bupati,” seru Farhan, salah satu penggerak aksi.
Ironisnya, dalam momen tersebut, PJ Bupati Polman tidak terlihat dan dianggap menghindar dari tanggung jawabnya. Hal ini membuat mahasiswa semakin bertekad untuk memperjuangkan aspirasi mereka, menyadari bahwa ini adalah bagian dari proses demokrasi yang harus dilakukan dengan semangat dan keteguhan.
Sebagai penutup, Korlap aksi, Siti, menyatakan, “Kami akan turun kembali untuk memperjuangkan keadilan. Jumlah massa saat ini adalah peringatan awal bagi PJ Bupati Polman, dan kami pastikan aksi berikutnya akan melibatkan lebih banyak peserta dari hari ini.” Dengan tekad yang kuat, mereka menegaskan komitmen untuk terus berjuang demi masa depan Polewali Mandar yang lebih baik. (S-1Tulisan).