Foto: TR Fahsul Falah bersama Dandim Sinjai pada hari Minggu (11/2/2024) pukul 16.04 WITA/Topekkong direnovasi.(dok S/TT)
SINJAI, TARGET TUNTAS.ID,–Di kaki bukit Sunyi, di bawah bayang pepohonan rimbun, Topekkong berdiri seperti puisi yang ditulis angin, tak bersuara. Di tempat ini, seabad lebih yang lalu, para tokoh pendahulu, mengubur perseteruan dan menanamkan damai di hati yang bersilang. Bukan damai yang sederhana, melainkan damai yang lahir dari kesadaran: bahwa hidup bersama adalah pilihan yang membutuhkan pengorbanan. Topekkong adalah warisan dari cinta yang lebih dalam daripada kepentingan, dan dari kesepakatan yang tak memerlukan saksi, hanya hati yang ikhlas menerima perbedaan.
Saat Teuku Raja Fahsul Falah menapaki tanah ini, saat ia memimpin pemerintahan di Sinjai 2023 – 2024, langkahnya terasa seolah meresap dalam alur sejarah yang tak terputus. Topekkong bukan sekadar tumpukan batu tua baginya, melainkan ruh perdamaian yang mesti dirawat dan diteruskan. Di masa kepemimpinannya, situs ini direnovasi, bukan semata-mata untuk memperindah wujudnya, tetapi untuk merawat maknanya, agar tidak hanyut dalam kelalaian waktu. Batu-batu yang dibersihkan dan jalan setapak yang dibuka kembali adalah upaya menghidupkan memori leluhur yang percaya bahwa damai bukanlah hiasan, melainkan kebutuhan.
“Damai bukanlah milik masa lalu,” ucap Fahsul dalam suatu renungan, “tetapi perjalanan yang harus terus kita pilih, berulang-ulang.” Baginya, Topekkong adalah tempat yang tak pernah selesai memberi pelajaran. Ia mengingatkan, bahwa hidup adalah menimbang dan memilih; dan tak ada pilihan yang lebih berat, namun lebih bermakna, daripada memilih kebersamaan. Renovasi ini bukanlah akhir, melainkan awal baru bagi generasi yang akan datang untuk memahami bahwa harmoni bukanlah kemewahan, tetapi kebutuhan paling mendasar dalam kehidupan bersama.
Angin senja mengusap dahan-dahan tua, seolah menyampaikan pesan dari masa lalu: damai bukan hanya untuk dikenang, melainkan untuk diperbarui setiap hari. Langit Sinjai mulai merona jingga, dan di bawah pancaran lembut cahaya sore, Topekkong tampak hidup, seperti bernafas bersama alam yang setia menjaga kisahnya. Dalam keheningan itu, setiap jejak waktu terasa hadir, mengajarkan bahwa manusia, dengan segala perbedaannya, selalu bisa bertemu di titik yang sama: damai.
Kini, Oktober 2024, Teuku Raja Fahsul Falah melanjutkan pengabdiannya sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Dumai. Namun di setiap langkahnya, Topekkong tetap ia bawa—bukan sebagai kenangan, melainkan sebagai napas hidup. Dalam setiap keputusan dan kebijakan yang ia ambil, pesan Topekkong terpatri: bahwa kepemimpinan bukan tentang mengendalikan, melainkan merawat.
Topekkong, dengan sunyi dan sederhananya, adalah warisan yang melampaui zaman. Ia berdiri sebagai pengingat bahwa damai bukanlah tujuan yang bisa dicapai dan dilupakan, tetapi perjalanan yang mesti dilalui berulang kali, dalam setiap tarikan napas, dalam setiap detak waktu. Dan seperti angin yang terus bergerak tanpa lelah, semangat Topekkong pun mengalir dalam kepemimpinan Fahsul, membawa pesan abadi bahwa di atas segala perbedaan, kita tetap bisa memilih harmoni. Kata ini juga ia ucapkan pada Selasa, 29 Oktober 2024 pukul 09.34 WITA.**