Mamasa, TARGETTUNTAS.ID — Aktivis lingkungan dan pemerhati pembangunan Kabupaten Mamasa, Tambrin, kembali menyuarakan keprihatinannya atas kondisi jalan poros Mamasa–Polewali, khususnya di titik Kilo 5 Salubue, yang menurutnya masih terdapat batu-batu besar di sejumlah titik. Ia mendesak pihak balai yang bertanggung jawab terhadap penanganan infrastruktur jalan provinsi agar segera memindahkan batu-batu tersebut demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
Dalam keterangannya, Tambrin menjelaskan bahwa beberapa batu besar yang saat ini berada di tepi maupun sebagian badan jalan merupakan dampak dari bencana alam sebelumnya, khususnya hujan deras yang terjadi beberapa waktu lalu. Keberadaan material tersebut dinilai sangat berbahaya, mengingat jalan tersebut merupakan jalur padat aktivitas warga, termasuk anak-anak sekolah yang melintas setiap hari.
“Ada beberapa titik batu besar yang sudah lama jatuh ke sisi jalan akibat hujan deras. Ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama karena sangat berisiko. Apalagi ini jalur utama yang setiap harinya digunakan oleh pelajar, guru, petani, dan masyarakat umum untuk menjalankan aktivitas mereka. Sangat rawan kalau terus dibiarkan,” ujar Tambrin saat ditemui. Selasa, 05/08/2025.
Tambrin menambahkan bahwa batu-batu besar tersebut bukan hanya menghalangi jalur dan membahayakan pengendara maupun pejalan kaki, tetapi juga mengganggu fungsi drainase serta mengurangi keindahan jalan sebagai wajah utama daerah.
“Batu-batu besar yang berada di pinggir jalan ini jelas menjadi penghalang dan membahayakan pengguna jalan. Selain itu, secara estetika juga sangat mengganggu. Fungsi drainase bisa terganggu jika ini tidak segera dipindahkan, apalagi saat musim hujan datang kembali,” tambahnya dengan nada prihatin.
Lebih jauh, Tambrin juga mengimbau Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Mamasa serta pihak keamanan agar lebih aktif melakukan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat di sekitar kawasan rawan tersebut. Ia menyoroti adanya indikasi praktik galian liar yang berpotensi memperparah kondisi lingkungan sekaligus membahayakan keselamatan umum.
“Kami juga meminta kepada DLHK bersama aparat keamanan agar terus memonitor wilayah-wilayah yang rentan, sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan galian liar. Selain bisa berdampak hukum, hal itu juga sangat membahayakan masyarakat dan pengguna jalan,” pungkasnya.
Tak hanya soal batu besar, Tambrin juga mempertanyakan progres pembangunan talud di sepanjang jalan tersebut yang hingga saat ini belum kunjung diselesaikan. Menurutnya, keberadaan talud sangat penting untuk memperkuat struktur jalan di daerah rawan longsor dan menjaga keselamatan pengguna jalan. Ia berharap ada kepastian dan percepatan penyelesaian dari pihak terkait.
Sampai berita ini diturunkan, pihak balai yang menangani jalan poros provinsi Mamasa–Polewali belum memberikan pernyataan resmi. Namun besar harapan masyarakat agar langkah-langkah cepat dapat diambil untuk mengangkat batu-batu tersebut dan menata ulang sisi jalan secara aman dan layak.
Sebagai informasi, jalan poros Mamasa–Polewali, termasuk yang melalui Kilo 5 Salubue, merupakan jalur strategis provinsi yang sangat vital bagi mobilitas masyarakat dan distribusi logistik antarwilayah. Maka dari itu, kondisi jalan dan lingkungannya menjadi sorotan utama dari berbagai kalangan pemerhati dan aktivis sipil di Mamasa.
Laporan: ROMAN


