Barru, TARGETTUNTAS.ID — Aroma daging dan sup bening masih tercium di sela-sela obrolan pagi antara warga binaan Rutan Barru. Amang, salah seorang narapidana, tersenyum ketika ditanya soal kegiatan sehari-harinya. “Alhamdulillah, dalam lapas ini saya sudah rajin salat dan mengaji. Alhamdulillah, sudah hafal satu juz,” ujarnya penuh syukur.
Pembinaan keagamaan memang menjadi salah satu pilar utama pembinaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Barru. Mayoritas penghuni rutan yang beragama Islam menjalani rutinitas spiritual yang ketat. Dari herosa setiap pagi, mengaji, hingga salat lima waktu yang menjadi kewajiban bersama.
“Shalat duha juga kami wajibkan. Ini bagian dari pembiasaan yang ingin kami tanamkan,” kata Kepala Rutan Barru, Amsar. Ia tampak menyapa hangat para warga binaan, membangun hubungan emosional.
Amsar menjelaskan bahwa pembinaan keagamaan ini juga disertai dengan sistem sanksi. “Kalau ada yang melanggar aturan, sanksinya bukan kekerasan. Kami minta mereka menghafal ayat Al-Qur’an atau mencatat kesalahan mereka di kertas panjang. Ini bentuk introspeksi,” jelasnya.
Tak hanya mengandalkan pembinaan internal, Rutan Barru juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Kementerian Agama Barru secara rutin datang dua minggu sekali membawa tausiah, sementara setiap Jumat digelar khutbah. Jamaah Tabligh juga ikut ambil bagian, menyampaikan siraman rohani seminggu sekali.
“Selain itu, kami kerja sama dengan Baznas. Infaq dan sedekah dari gaji pegawai kami salurkan untuk mendukung kegiatan sosial di dalam rutan,” tambah Amsar.
Bagi sebagian orang, hidup di balik jeruji mungkin terasa gelap. Namun bagi Amang dan warga binaan lain, ada cahaya yang mereka temukan lewat lantunan ayat suci dan kesadaran baru akan makna hidup. “Ada hikmahnya, Pak, kami di sini,” ucap Amang lirih, namun penuh keyakinan.
(Shl)