“Persahabatan yang Berubah Menjadi Permusuhan”
INHU, TARGET TUNTAS.ID,– Di Kampung Pulau yang tenang, di mana gelak tawa seharusnya menjadi penyejuk hati.Justru sebuah kisah pilu terukir antara dua pria yang pernah berbagi mimpi dan harapan. ELY (40) dan SBD alias Budi (41) adalah dua sahabat akrab, seolah tak terpisahkan oleh waktu. Namun, takdir yang kelam mengubah ikatan hangat diantara mereka, menjadi duka mendalam, ketika barang haram merusak segalanya dan menjerumuskan keduanya ke dalam jurang kehampaan.
Segalanya dimulai pada 18 Oktober 2024, saat ELY, seorang nelayan yang terjerat dalam kecanduan narkoba meminta Budi untuk membelikan sabu seharga Rp 50.000. Permintaan terlarang itu bagi Budi hal sepele.
Saat Budi menolak dengan tegas, kemarahan ELY meluap. Sebuah tantangan untuk berduel terucapkan, seolah mengundang kegelapan untuk menguasai jiwa mereka. Namun demikian pertikaian dengan adu fisik antara keduanya sempat tertunda.
Tak berselang lama, hari-hari berlalu dalam ketegangan yang kian meningkat dan menyakitkan. Dua pria ini, yang dulunya bersahabat, kini berjuang di ambang kehampaan. Rasa saling percaya yang pernah mengikat mereka perlahan memudar, tergantikan oleh rasa curiga dan kebencian yang menyesakkan.
Ketegangan itu mencapai puncaknya ketika ELY dan temannya, ZLF, bersantai di lokasi pembangunan rumah. Tanpa peringatan, Budi muncul bagai hantu yang menuntut balas. Dengan parang di tangan, ia menyerang ZLF, melukai tangannya hingga hampir putus. Darah yang mengalir menandai akhir dari persahabatan yang seharusnya abadi. ELY, yang berusaha melerai, juga menjadi korban; dia terluka parah di telapak tangannya, sebuah luka yang tak hanya fisik, tetapi juga menyisakan bekas mendalam di hatinya.

Malam itu, teriakan kesakitan menggema di malam yang sunyi, mengguncang jiwa-jiwa yang mendengarnya. Budi, yang dalam pelarian, menyisakan dua korban dan satu pertanyaan mengerikan: bagaimana bisa seorang sahabat bertransformasi menjadi musuh?
Tim Opsnal Sat Reskrim Polres Indragiri Hulu, di bawah pimpinan Kasat Reskrim AKP Arthur J. Toreh, segera turun tangan. Dalam pencarian yang menegangkan, Budi menghilang, seolah terbenam dalam bayang-bayang penyesalan. Hari demi hari berlalu, dan pada 21 Oktober, informasi baru mengarah ke lokasi persembunyiannya di Desa Gudang Batu. “Budi akhirnya ditangkap di Jalan Lintas Timur, Kecamatan Ukui, pada 22 Oktober dinihari,” ungkap Arthur, suara penuh keprihatinan yang mencerminkan kepedihan dalam hatinya.
Keterangan polisi mengungkap, di balik jeruji besi, Budi mengakui segala kesalahan yang dilakukannya. Ia bercerita, barang haram itu telah menguasai pikirannya, mengubahnya menjadi sosok yang tak dikenali oleh dirinya sendiri. Hasil tes urine mengungkapkan bahwa ia positif menggunakan sabu, inex, dan ganja. “Kasus ini mencerminkan betapa narkoba dapat mengubah manusia ke arah yang tidak baik,” kata Arthur, dalam keterangan resminya yang diterima Target Tuntas, pada Rabu (23/10/2024)
Tragedi ini lebih dari sekadar berita; ini adalah cermin kelam yang memperlihatkan sisi gelap dari sebuah persahabatan. Seharusnya, ikatan antara dua sahabat itu menjadi penopang di saat sulit, tetapi barang haram merenggut semuanya, meninggalkan hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan yang mungkin sulit terhapuskan. Saat ini, Budi ditahan untuk proses hukum, sementara ELY dan ZLF berjuang merawat luka fisik dan emosional mereka.
Dalam hening malam, kita dihadapkan pada pertanyaan mendalam: Akankah kita membiarkan barang haram ini terus menghancurkan jiwa-jiwa yang berharga? Kisah ELY dan Budi adalah pengingat menyedihkan bahwa di balik setiap senyum ada cerita yang mungkin terancam hilang karena jerat narkoba.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar cinta dan harapan tetap bersinar, mengusir bayang-bayang kelam yang terus meneror generasi kita. Setiap persahabatan yang hancur adalah kehilangan yang tak terukur, dan kita tidak bisa membiarkannya terjadi lagi. Kini, dua jiwa yang pernah bersatu dalam tawa, terpisah oleh ketidakberdayaan, terjebak dalam kehampaan yang mendalam.****