BANDUNG, TARGET TUNTAS.ID, — Di tengah tantangan berat yang dihadapi sistem peradilan Indonesia, Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung (IKA FH UNISBA) mengeluarkan pernyataan sikap yang menyentuh hati, menegaskan dukungannya terhadap peningkatan kesejahteraan dan hak-hak para hakim. Pernyataan ini disampaikan pada Rabu malam melalui siaran resmi IKA FH UNISBA, kepada Target Tuntas (2/9/2024), dan menggambarkan harapan besar bagi masa depan keadilan di tanah air.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi keyakinan bahwa kesejahteraan yang lebih baik bagi hakim bukan hanya sekadar angka di dalam anggaran, melainkan fondasi untuk integritas dan independensi lembaga peradilan. “Kesejahteraan hakim yang memadai akan memungkinkan mereka menjalankan tugas tanpa tekanan dari pihak luar,” ungkap Irfan Arifian, anggota presidium yang dengan tegas menyatakan bahwa kondisi ini sangat penting untuk menjaga integritas peradilan.
Dukungan terhadap penyesuaian gaji dan tunjangan hakim adalah salah satu sorotan utama. Dalam pernyataan tersebut, IKA FH UNISBA merujuk pada Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 23 P/HUM/2018, yang menyerukan perlunya evaluasi dan peninjauan ulang pengaturan gaji hakim. “Kita tidak bisa berharap pada keadilan yang tulus ketika para hakim harus bergumul dengan masalah kesejahteraan pribadi yang mengganggu fokus mereka,” tegas Denden Imadudin Soleh.
Di tengah ancaman dan tantangan yang dihadapi, IKA FH UNISBA juga menekankan pentingnya perlindungan dan jaminan keamanan bagi hakim. Ancaman terhadap keselamatan hakim bukan hanya merugikan individu, tetapi juga mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap proses peradilan. “Kami ingin hakim dapat bekerja tanpa rasa takut, dengan keyakinan bahwa mereka menjalankan tugas mulia untuk menegakkan keadilan,” ujar Dr. Fadhil Muhammad.
Mendukung aksi solidaritas cuti bersama yang akan dilakukan oleh hakim se-Indonesia pada 7-11 Oktober 2024, IKA FH UNISBA menegaskan bahwa ini bukan sekadar tuntutan kenaikan gaji. Ini adalah langkah berani untuk memperjuangkan hak-hak konstitusional yang selama ini diabaikan. “Kami berharap aksi ini tidak hanya menyuarakan aspirasi para hakim, tetapi juga menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya keadilan yang hakiki,” tambah Deky Rosdiana.
Dalam konteks kebutuhan mendesak untuk mengisi kekosongan di pengadilan, IKA FH UNISBA mendorong pemerintah agar segera merumuskan peraturan mengenai rekrutmen calon hakim. Hal ini diharapkan akan mengantarkan pelayanan peradilan yang lebih baik kepada masyarakat. “Kita perlu memastikan bahwa setiap orang yang mencari keadilan dapat menemui hakim yang berkompeten dan siap melayani,” ungkap Irfan.
Pernyataan sikap ini bukan hanya sebuah dokumen formal; ini adalah seruan untuk perubahan yang diharapkan akan menyentuh jiwa setiap individu yang peduli akan keadilan. Dengan dukungan alumni yang kuat, harapan akan masa depan yang lebih baik bagi para hakim dan sistem peradilan Indonesia semakin dekat.
Melalui langkah ini, IKA FH UNISBA berharap dapat membangkitkan semangat dan komitmen untuk menegakkan nilai-nilai keadilan, memberi harapan bagi mereka yang sedang mencari keadilan, dan mengingatkan kita semua akan tanggung jawab bersama dalam menjaga integritas hukum di negeri ini.
Arsip . (TT).