Target Tuntas.Id, Kendari, 2 Oktober 2024 – Dalam suasana virtual yang terhubung ke seluruh Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengambil panggung utama dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah. Dipimpin oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, rakor ini bukan sekadar formalitas, melainkan momentum strategis bagi Sultra untuk menunjukkan capaian ekonominya yang membanggakan di tengah ketidakpastian global.
Rakor ini dihadiri oleh sejumlah narasumber penting, termasuk Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) dan Deputi III Bidang Perekonomian dari Kantor Staf Presiden (KSP). Diskusi mendalam mengungkapkan bahwa inflasi tahunan di Sultra tercatat pada angka 1,06 persen, menjadikannya provinsi dengan inflasi terendah ketiga di seluruh Indonesia. Capaian ini sangat berarti, terutama saat inflasi nasional menunjukkan tren yang lebih tinggi.
Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala BPS, memaparkan bahwa inflasi tahunan pada September 2024 secara keseluruhan tercatat sebesar 1,84 persen. Namun, Sultra berhasil menekan angka tersebut berkat langkah-langkah proaktif yang diambil pemerintah provinsi. Penurunan inflasi bulanan sebesar -0,20 persen, dipicu oleh turunnya harga komoditas seperti cabai rawit, terong, dan ikan layang, menunjukkan keberhasilan strategi pengendalian inflasi di tingkat lokal.
Statistik mencatat bahwa makanan dan minuman, termasuk beras dan sigaret kretek, menjadi penyumbang utama inflasi. Namun, dengan cermat, pemerintah daerah berkolaborasi dengan BPS dan instansi terkait lainnya untuk memantau dan merespons dinamika harga di pasar. Kolaka, misalnya, mencatat inflasi tertinggi di Sultra dengan 1,74 persen, sedangkan Konawe berada di angka terendah 0,43 persen. Perbedaan ini menunjukkan pentingnya kebijakan yang terfokus dan responsif terhadap kondisi lokal.
Dalam rapat tersebut, Tomsi Tohir menekankan perlunya keakuratan data dan analisis mendalam mengenai daya beli masyarakat. “Kepala BPS harus menjelaskan apakah penurunan inflasi berkaitan dengan perbaikan daya beli atau hanya sekadar fluktuasi harga,” ujarnya. Hal ini mencerminkan perhatian pemerintah pusat terhadap kondisi ekonomi daerah dan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah dan pusat.
Pemerintah Provinsi Sultra, yang diwakili oleh berbagai instansi seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Bulog, menunjukkan keseriusannya dalam menjaga stabilitas harga demi kesejahteraan masyarakat. Melalui pendekatan kolaboratif, berbagai program dan inisiatif telah diluncurkan untuk memastikan komoditas utama tetap terjangkau bagi masyarakat.
Dengan inflasi tahunan yang lebih rendah dari target nasional 2,5 persen, Sultra menunjukkan bahwa pengendalian inflasi bukanlah sekadar pencapaian angka, tetapi juga upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Komitmen ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, Pemerintah Provinsi Sultra terus berupaya menjaga momentum positif ini, mendorong kerjasama lintas sektor, serta melakukan inovasi dalam kebijakan ekonomi. Hasil yang diraih selama ini adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi semua pihak.
Dari informasi diperoleh targettuntas.id secara formal, terungkap pula, dengan langkah yang mantap, Sultra siap menghadapi tantangan inflasi di masa depan, tetap berkomitmen pada kesejahteraan rakyatnya, dan memastikan bahwa setiap angka statistik mencerminkan realitas yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. Masyarakat berhak bangga dengan pencapaian ini, namun tidak untuk terlena.
SULTRA Posisi Ketiga Terendah, Stabilitas di Tengah Gelombang Inflasi