Parepare, TARGETTUNTAS.ID – Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengunjungi Lapas IIA Parepare pada Senin, 14 Oktober 2024, untuk meninjau pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C bagi 30 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Kunjungan ini disambut langsung oleh Kepala Lapas IIA Parepare, Totok Budiyanto, A.Md.IP, SH.
Dalam sambutannya, Totok Budiyanto menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Parepare. Tahun ajaran baru ini, 30 siswa didik baru akan memulai pelajaran pada 15 Oktober 2024, menyusul 22 WBP yang telah menyelesaikan pendidikan mereka pada tahun ajaran sebelumnya. Ijazah untuk mereka diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, HM Makmur Husein, pada 15 Juli 2024.
Program pendidikan kesetaraan ini bertujuan memberikan kesempatan bagi warga binaan yang tidak memiliki ijazah setara SD, SMP, atau SMA. Paket A setara dengan pendidikan SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA. Dengan mengikuti program ini, WBP diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan ijazah, sehingga ketika mereka bebas nanti, mereka dapat berinteraksi dan berperan aktif dalam masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, HM Makmur Husein, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kepala Lapas yang memberikan kesempatan pendidikan kepada WBP. “Ini adalah langkah luar biasa. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu di dalam Lapas,” ujarnya. Dia menekankan pentingnya program ini untuk memenuhi hak WBP terhadap pendidikan yang layak, serta membantu mereka meningkatkan kualitas diri.
Dukungan dari tenaga pengajar juga sangat penting. Kepala UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Sumang, S.Pd, M.Pd, mengucapkan terima kasih kepada pihak Lapas yang telah memungkinkan WBP untuk belajar meski masih menjalani hukuman. Program ini diharapkan menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di seluruh Indonesia.
Pembelajaran di Lapas IIA Parepare dilaksanakan secara fleksibel, dengan jadwal tiga kali seminggu dari pukul 09.00 hingga 12.00 WITA. Enam guru telah ditunjuk untuk mengajar, mencakup berbagai mata pelajaran, seperti PPKN, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, dan lainnya. Ini sejalan dengan harapan Direktur Jenderal Pemasyarakatan agar program ini memberikan manfaat bagi WBP setelah mereka bebas.
Dengan semboyan “Mari Semangat untuk Bangkit,” Kepala Lapas IIA Parepare mengajak warga binaan untuk tidak putus asa dan tetap termotivasi untuk memperbaiki diri. Program pendidikan kesetaraan ini adalah peluang berharga bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Melalui upaya kolaboratif ini, diharapkan setiap warga binaan dapat mengatasi tantangan pendidikan mereka, walau dalam kondisi yang sulit, demi mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
(*)