DUMAI, TARGET TUNTAS.ID — Dirangkum dari suara rakyat.Sabtu 19 Oktober 2024, di tengah malam yang hening, ombak menari-nari di bibir pantai Dumai seakan menjadi pertanda akan datangnya bencana. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WIB, air pasang mulai merangsek masuk ke pemukiman, menenggelamkan jalanan dan membawa kekhawatiran bagi setiap jiwa yang tinggal di sana. Dalam kegelapan, hanya sorot lampu yang tampak dari rumah-rumah yang terancam terendam, mengisyaratkan harapan yang tak kunjung padam.
Kota Dumai, dengan keindahan alam dan keragaman budayanya, kini menghadapi ancaman nyata dari fenomena pasang rob yang semakin intens. Di empat kecamatan: Dumai Timur, Dumai Kota, Dumai Barat, dan Sungai Sembilan, air laut tak lagi hanya berperan sebagai pemandangan indah, melainkan menjadi musuh yang datang tanpa ampun. Jalan-jalan seperti Jl. Sei Masang dan Jl. Pattimura telah berubah menjadi sungai sementara, mengalirkan cerita sedih dari warga yang terpaksa mengamankan barang-barang berharga secara kilat ke tempat lebih aman. Banjir ini merupakan Level tinggi mengguncang Kota Idaman.
Pada siang hari, banjir tak kunjung surut, malahan meningkat pada Sore hari. Anak-anak bermain di antara genangan air, menampakkan senyum di wajah mereka yang mengingatkan kita pada kepolosan masa kecil. Namun, di balik senyum itu, terdapat ketakutan yang terpendam. Mereka adalah saksi bisu dari perjuangan orang tua mereka yang rela berjuang melawan banjir. Beberapa keluarga memilih untuk mengungsi ke rumah sanak saudara, berupaya menemukan keamanan sementara di tengah ancaman yang tak terduga.
Melalui pantauan yang cermat, data menunjukkan bahwa fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru. Pasang rob terjadi dua kali dalam sebulan, namun dampaknya kini semakin parah. Arus lalu lintas terhambat, dan kegiatan sehari-hari menjadi terganggu. Seolah, kehidupan yang biasa berlangsung di kota ini harus rela terhenti sejenak oleh air yang meluap.
Pemerintah kota dan Pemprov Riau perlu mendengarkan suara dari rakyat. Masyarakat Dumai tidak hanya butuh perhatian, tetapi juga tindakan nyata. Kesadaran akan perubahan iklim dan dampak lingkungan harus menjadi perhatian utama. Sudah saatnya solusi jangka panjang diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. Infrastruktur yang kuat dan sistem drainase yang efisien adalah langkah awal untuk memitigasi dampak yang lebih parah di masa depan.
Dalam pernyataannya, PJs Wali Kota Dumai, T.R. Fahsul Falah, menyatakan, “Kami berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menghadapi dampak pasang rob ini. Masyarakat Dumai adalah prioritas kami, dan kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Kami tidak akan membiarkan mereka berjuang sendirian,”ungkapnya menjawab pertanyaan konfirmasi Target Tuntas. (19/10/2024).TR Fahsul Falah juga telah melaporkan ke Pemprov Riau mengenai kejadian tersebut.
Sementara itu, dengan harapan akan masa depan yang lebih baik, masyarakat Dumai menanti jawaban dari pemangku kebijakan. Mereka menginginkan bukan hanya perhatian, tetapi komitmen untuk melindungi tempat mereka berpijak. Keterikatan emosional terhadap tanah air ini menjadi kekuatan untuk terus berjuang, berharap bahwa suara mereka tidak akan terbenam bersama gelombang pasang yang merenggut ketenangan.
Saat fajar menyingsing hingga senja menyusul terbenamnya matahari setiap hari, semoga cahaya harapan datang untuk mengembalikan keindahan dan keamanan Kota Dumai, tempat di mana air dan tanah saling berpelukan dalam harmoni, bukan dalam konflik.***