DUMAI, TARGET TUNTAS.ID,–
Di tengah bayang krisis pangan global, Pemerintah Kota Dumai di bawah kendali Teuku Raja Fahsul Falah mengambil langkah konkret dengan program restocking 8.000 benih ikan. Berlangsung di pelataran Jalan Putri Tujuh, Kelurahan Teluk Binjai, pada hari Senin (28/10/2024).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat ketahanan pangan, menggerakkan sektor perikanan, dan melindungi keseimbangan ekosistem perairan.
Benih yang ditebar mencakup 5.000 ikan Nila dan 3.000 ikan Lele, dua spesies dengan potensi tinggi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekaligus membuka jalur ekonomi baru di tingkat lokal. Fahsul Falah menegaskan bahwa program ini bukan hanya soal produksi, tetapi juga bentuk tanggung jawab ekologis dan sosial. “Restocking ini adalah pondasi ketahanan pangan berbasis komunitas. Kita ingin membangun kesadaran bahwa pangan yang kuat berasal dari ekosistem sehat dan budidaya yang berkelanjutan,” ujarnya dengan serius.
Fahsul Falah menyebutkan bahwa ketergantungan pada pasokan pangan eksternal hanya menambah risiko di tengah gejolak ekonomi dan perubahan iklim. “Kemandirian pangan adalah strategi survival. Dengan memberdayakan sektor perikanan lokal, kita menjaga ketahanan dari akar dan mengurangi ketergantungan,” tegasnya.
Kepala Dinas Perikanan menggarisbawahi bahwa Dumai menargetkan program berkelanjutan dengan penebaran benih di lebih banyak titik perairan kota. “Kita tidak hanya berbicara soal kuantitas, tapi juga kualitas produksi dan keseimbangan ekologi. Dengan demikian, hasil perikanan akan menjadi kekuatan ekonomi sekaligus memastikan pasokan pangan tetap aman,” jelasnya.
Lebih dari sekadar program pemerintah, penebaran benih di perairan Putri Tujuh menjadi simbol transformasi Dumai menuju kemandirian pangan di era ketidakpastian. Langkah ini juga diharapkan mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan alam sekaligus memanfaatkan potensi ekonomi perairan.
Fahsul Falah menutup dengan penekanan bahwa kebijakan ketahanan pangan tak bisa lagi bersifat reaktif, melainkan harus visioner dan terintegrasi. “Ketahanan pangan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi komitmen bersama. Kemandirian kita dimulai dari perairan sendiri,” pungkasnya penuh keyakinan.(TT).