Parepare, TARGETTUNTAS.ID – Lapas Kelas IIA Parepare menggelar penutupan Pesantren Kilat Ramadhan 1446 H/2025 M dengan prosesi penyerahan sertifikat kepada 100 warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang telah mengikuti program ini selama satu bulan penuh. Kegiatan yang berlangsung di Masjid At-Taubah, Lapas IIA Parepare ini menjadi wadah pembinaan keagamaan bagi WBP dalam rangka membentuk karakter berakhlakul karimah.
Hadir dalam acara ini, Kepala Lapas IIA Parepare, Totok Budiyanto, A.Md.IP, SH, Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kota Parepare, Ustadz Sabuddin, S.Pd.I., M.Pd, serta jajaran pejabat struktural dan fungsional Lapas IIA Parepare.
Pembinaan Keagamaan di Balik Jeruji
Selama bulan Ramadhan, para WBP mendapatkan bimbingan intensif yang mencakup berbagai aspek ibadah, mulai dari baca Al-Qur’an, praktik wudhu dan tayamum, tata cara sholat, menghafal surat pendek, hingga penyelenggaraan jenazah. Selain itu, mereka juga mendapatkan materi tentang aqidah, zakat, infak, shodaqah, serta moderasi beragama yang disampaikan oleh Tim Penyuluh Agama Islam dari Kementerian Agama Kota Parepare.
Kepala Seksi BIMNADIK sekaligus penanggung jawab kegiatan, Muchamad Zaenal Fanani, S.Sos., M.M, menjelaskan bahwa pesantren kilat ini dirancang secara sistematis agar WBP dapat memahami dan mengamalkan ilmu agama dengan lebih baik, meski dalam keterbatasan ruang gerak.
Komitmen Pemasyarakatan Berbasis Keagamaan
Dalam sambutannya, Kepala Lapas IIA Parepare, Totok Budiyanto, menegaskan bahwa program pesantren kilat ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian bagi WBP, sejalan dengan UU RI No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan dan amanah Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, yang menjamin kebebasan setiap warga negara untuk menjalankan ibadahnya.
“Walaupun di balik jeruji, mereka tetap memiliki hak untuk beribadah dan mendapatkan pendidikan agama. Harapannya, program ini dapat menjadi jalan bagi para WBP untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan bertaubat,” ujar Totok Budiyanto.
Ustadz Sabuddin, yang mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, turut memberikan motivasi kepada para WBP. Ia menegaskan bahwa menuntut ilmu agama tidak mengenal batas tempat dan keadaan.
“Sebesar apa pun dosa yang pernah dilakukan, ampunan Allah selalu lebih besar. Semoga ilmu yang didapat selama pesantren kilat ini bisa diamalkan dalam kehidupan ke depan,” tuturnya.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Lapas IIA Parepare dan Kementerian Agama Kota Parepare, yang terus berkomitmen menghadirkan pembinaan keagamaan bagi WBP. Ke depan, diharapkan kegiatan serupa tetap berlanjut untuk memperkuat nilai-nilai keislaman di lingkungan pemasyarakatan.
(*)