Majene, TARGETTUNTAS.ID – Dalam rangka memperkuat nilai budaya dan kekayaan intelektual komunal, Pemerintah melalui Direktorat Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual menggelar kegiatan Rembuk Nilai Budaya di Gedung Museum Mandar, Lingkungan Timbo-timbo, Kelurahan Pangali Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Acara yang mengusung tema “Penguatan Nilai Budaya dan Kekayaan Intelektual Komunal serta Pangan Bahari sebagai Warisan Masa Depan Maritim Nusantara” ini menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan pemerintah, budayawan, hingga pelaku budaya lokal.
Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual, Yayuk Sri Budi Rahayu, dalam keterangannya menyampaikan bahwa penguatan nilai budaya dan kekayaan intelektual (KI) merupakan langkah penting untuk melindungi, melestarikan, sekaligus memanfaatkan warisan budaya sebagai identitas bangsa.
“Ini menjadi bagian dari upaya mendorong inovasi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi budaya lokal secara berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Drs. H. Ahmad Djamaan, M.Si., menyampaikan bahwa masyarakat Mandar memiliki kearifan budaya yang sangat religius. Salah satunya tercermin dalam tradisi kuliner dan maritim. “Misalnya makanan khas jepa, mulai dari proses penanaman, pengolahan, hingga penyajian, selalu melibatkan ritual. Begitu pula dengan pembuatan perahu Sandeq, setiap alat yang digunakan memiliki makna filosofis yang mendalam,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majene akan terus menyosialisasikan kekayaan budaya ini, agar bisa menarik minat wisatawan untuk datang dan merasakan langsung kuliner seperti jepa dan bau piapi, serta menyaksikan berbagai kegiatan tradisional dan kearifan lokal lainnya.
Penggiat dan pemerhati budaya Mandar, Ridwan Alimuddin, turut menekankan pentingnya menjaga kekayaan intelektual komunal. Menurutnya, kekayaan budaya masyarakat Mandar seperti jepa dari ubi, sagu, sukun, hingga asam memiliki manfaat luar biasa dan telah dikenal secara luas.
“Melindungi kekayaan budaya adalah investasi jangka panjang. Ini bukan hanya soal warisan, tetapi juga bagaimana budaya bisa menjadi daya saing bangsa,” ungkap Ridwan.
Acara rembuk budaya ini diharapkan menjadi pemantik semangat untuk terus merawat dan memajukan warisan budaya bahari Nusantara, khususnya yang berasal dari Tanah Mandar.
(Bahar)