Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., (DOK : Biro Humas dan Protokol BNN)
JAKARTA, TARGET TUNTAS, – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bidang Pencegahan Tahun 2025 di Ruang Teleconference, Gedung Tan Satrisna BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (19/2). Rapat ini dibuka secara resmi oleh Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., dan diikuti oleh penyuluh narkoba dari BNN Provinsi serta BNN Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia secara hybrid. Baca selengkapnya Kejati Sulsel Gandeng BNN untuk Tes Urine Pegawai, Pastikan Bebas Narkoba
Rakernis ini menjadi tindak lanjut dalam menghadapi tantangan efisiensi anggaran yang ditetapkan pemerintah, tanpa mengurangi efektivitas program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Dalam arahannya, Marthinus Hukom menekankan pemanfaatan teknologi untuk mendukung program pencegahan narkotika.
Kepala BNN menegaskan bahwa perkembangan teknologi dapat menjadi solusi dalam penyebaran informasi dan kampanye anti-narkoba. “Perkembangan teknologi mengubah paradigma dalam bekerja. Salah satunya, kita bisa hadir di berbagai tempat secara bersamaan,” ujarnya.
Ia juga menginstruksikan kepada penyuluh narkoba untuk menyusun narasi pendek dengan bahasa yang mudah dipahami generasi muda, serta memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan konten edukatif yang relevan dengan tren atau isu viral.
Selain itu, BNN didorong untuk menggandeng tokoh masyarakat, influencer media sosial, instansi terkait, serta pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap pembinaan masyarakat dalam menyebarluaskan informasi terkait bahaya narkotika.
Deputi Pencegahan BNN RI, M. Zainul Muttaqien, S.I.K., S.H., M.A.P., dalam pemaparannya menyoroti strategi pencegahan yang akan difokuskan pada tiga lokasi khusus, yakni wilayah pesisir, perbatasan, dan kawasan rawan. Para penyuluh narkoba dan relawan diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung upaya ini.
Adapun target prioritas nasional yang ditetapkan oleh Deputi Bidang Pencegahan mencakup:
1. Fasilitasi program P4GN berbasis sumber daya pembangunan desa, dengan pembentukan 214 desa atau kelurahan bersinar.
2. Intervensi ketahanan keluarga anti-narkoba pada 4.280 keluarga.
3. Pengembangan softskill anti-narkoba di 392 lembaga pendidikan.
Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, komitmen BNN dalam pencegahan narkotika tetap tidak tergoyahkan. Kondisi ini justru menjadi pemicu untuk berpikir lebih inovatif dan kreatif dalam menjalankan tugas. Dengan semangat kebersamaan, BNN terus berupaya memastikan program pencegahan narkotika tetap berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. (Sup/Nfs)