TARGETTUNTAS.ID — Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulawesi Selatan, Agus Salim, melakukan kunjungan kerja ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sinjai pada Kamis (24/4/2025). Kunjungan ini bertujuan mengevaluasi kinerja personil, sarana, dan prasarana guna memperkuat efektivitas penegakan hukum di wilayah tersebut.
Agus Salim didampingi lima asisten, yakni Plt Asisten Pembinaan Andi Sundari, Asisten Intelijen Ardiansyah, Asisten Tindak Pidana Khusus Jabal Nur, Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara Fery Tas, serta Asisten Pidana Militer M. Asri Arief. Rombongan disambut langsung oleh Kajari Sinjai Zulkarnaen, perwakilan Forkopimda Bumi Panrita Kitta, dan jajaran Kejari setempat.
Dalam laporannya, Zulkarnaen menyebutkan bahwa Kejari Sinjai memiliki 40 personil, terdiri dari 13 jaksa dan 27 staf tata usaha. Ia juga mengungkapkan rencana penerimaan hibah bangunan senilai Rp1 miliar dari Kejaksaan Agung. “Pembangunan gedung baru ini direncanakan dimulai pada 2026,” ujarnya.
Kajati Sulsel Agus Salim mengapresiasi sambutan hangat dan kondisi kerja yang kondusif di Kejari Sinjai. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara Kejari dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Sinjai untuk mengoptimalkan penegakan hukum. “Sinergi dengan Pemkab Sinjai harus terus dibangun guna mendukung program hukum yang berkeadilan,” tegas Agus Salim.
Kunjungan ini juga menjadi momentum motivasi bagi jajaran Kejari Sinjai untuk meningkatkan pelayanan publik. “Kami berharap dukungan semua pihak, termasuk masyarakat, dalam menciptakan lingkungan yang taat hukum,” tambahnya.
Infrastruktur dan Komitmen Penegakan Hukum
Rencana pembangunan gedung baru dari hibah Kejagung dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas kejaksaan. Zulkarnaen menyatakan kesiapan timnya dalam mengawal proses tersebut. “Ini akan menjadi fondasi penting bagi kinerja Kejari Sinjai ke depan,” katanya.
Sementara itu, Agus Salim menegaskan bahwa kunjungan kerja seperti ini akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan standar pelayanan kejaksaan di seluruh Sulawesi Selatan tetap optimal. “Efisiensi dan transparansi adalah kunci kepercayaan masyarakat,” pungkasnya.
(*)