<h5><strong>JAKARTA, TARGET TUNTAS.ID,—</strong> DPR RI mengesahkan RUU APBN 2025, Kamis kemarin di Jakarta 19 September 2024.</h5> <h5>Momen ini menjadi tonggak penting bagi pengelolaan keuangan negara.</h5> <h5>Untuk pertama kalinya, pendapatan negara diperkirakan melampaui Rp3.000 triliun.</h5> <h5>Hal ini menandakan adanya kemajuan signifikan dalam sektor perpajakan.</h5> <h5>Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mempresentasikan RUU tersebut dengan optimis.</h5> <h5>Total pendapatan negara diproyeksikan mencapai Rp3.005,1 triliun.</h5> <h5>Pendapatan ini terdiri dari penerimaan perpajakan dan PNBP.</h5> <h5>Penerimaan perpajakan diperkirakan sebesar Rp2.490,9 triliun, dengan PNBP Rp513,6 triliun.</h5> <h5>Sri Mulyani menyatakan, “Ini adalah pencapaian luar biasa.”</h5> <h5>Keberhasilan ini mencerminkan hasil reformasi perpajakan yang telah dilakukan.</h5> <h5>Peningkatan kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu kunci utama.</h5> <h5>Hal ini menunjukkan upaya serius pemerintah dalam meningkatkan penerimaan.</h5> <h5>Sri Mulyani menjelaskan langkah-langkah reformasi yang diterapkan selama ini.</h5> <h5>Perluasan basis pajak menjadi fokus utama dalam kebijakan ini.</h5> <h5>Selain itu, penerapan sistem CoreTax juga diperkenalkan untuk efisiensi.</h5> <h5>Penggunaan teknologi digital dalam PNBP mendukung peningkatan pendapatan secara signifikan.</h5> <h5>“Reformasi ini untuk menciptakan iklim yang lebih baik,” lanjutnya.</h5> <h5>Hal ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan penerimaan.</h5> <h5>Fokus utama adalah memberikan dukungan bagi dunia usaha.</h5> <h5>Dalam konteks ini, investasi diharapkan meningkat pesat.</h5> <h5>Belanja negara ditetapkan mencapai Rp3.621,3 triliun untuk 2025.</h5> <h5>Dengan total belanja tersebut, pemerintah memprioritaskan program-program sosial.</h5> <h5>Alokasi belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) mencapai Rp1.160,1 triliun.</h5> <h5>Investasi di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur menjadi prioritas utama.</h5> <h5>Transfer ke daerah juga mendapat perhatian penting dalam APBN.</h5> <h5>Sri Mulyani mengungkapkan alokasi sebesar Rp919,9 triliun untuk daerah.</h5> <h5>“Ini untuk memperkuat ekonomi daerah dan sinergi belanja,” ujarnya.</h5> <h5>Program-program ini diharapkan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara langsung.</h5> <h5>Defisit APBN 2025 ditetapkan pada 2,53% dari PDB. Angka ini setara dengan Rp616,2 triliun, dianggap moderat.</h5> <h5>Sri Mulyani menegaskan bahwa defisit ini aman untuk transisi.</h5> <h5>“Pembiayaan utang akan dikelola dengan hati-hati,” tegasnya dengan yakin.</h5> <h5>Dalam pembahasan, beberapa asumsi makroekonomi juga disepakati.</h5> <h5>Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 5,2% pada tahun depan.</h5> <h5>Inflasi ditargetkan terkendali di angka 2,5%. Nilai tukar rupiah diproyeksikan di Rp16.000 per dolar AS.</h5> <h5>Proyeksi tingkat kemiskinan diharapkan turun ke 7,0-8,0%.</h5> <h5>Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan berada di 4,5-5,0%.</h5> <h5>Program prioritas mencakup Makan Bergizi Gratis dan sekolah unggulan.</h5> <h5>“Kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” tambahnya.</h5> <h5>Sri Mulyani juga menyoroti program ketahanan pangan yang penting.</h5> <h5>Pemberdayaan petani dan nelayan menjadi fokus utama untu keberlanjutan.</h5> <h5>“Ini untuk memastikan masyarakat dapat mengakses kebutuhan dasar,” ungkapnya.</h5> <h5>Program-program tersebut diharapkan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.</h5> <h5>APBN 2025 dirancang untuk menjadi jembatan transisi pemerintahan.</h5> <h5>Sri Mulyani menutup pernyataannya dengan optimisme tinggi.</h5> <h5>“Langkah-langkah ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi,” ujarnya.</h5> <h5>APBN ini merupakan langkah strategis untuk menghadapi tantangan global ke depan. (Lf.N.Syam)</h5>